Tiap aku melewati titik jalanan. Dalam diam aku dihiasi keelokan kelompok Merpati
Mereka menyapaku dengan senyum manis, ribuan hiasan keindahan wajah Merpati tersorot mataku. Namun aku tak mau tergoda, menahan pedihnya aroma godaan itu karena aku tahu bahwa aku anak jalanan rantauan yang tak sanggup memikat hati mereka

Dan, godaan mereka seakan akrab dan mengoda batin. Aku mempersempit ruang keindahan hatiku untuk Cenderasih yang jauh disana; walau aku tahu tak mudah memikat hati Cenderawasih di bumi surga itu, mereka jauh dibelahan lautan disana
Namun angin Teluk Cenderawasih menyapu membawa aroma kesejukan hati, membawa pesan keelokan Cenderawasih yang masih menanti. Pesan itu selalu menamparku, Akupun dibuat tak berdaya

Aku berusaha menahan rasa, walau Aku jauh
Akankah Cenderawasih akan membuka buluh emasnya untuk memikat aku
Jika tak bersahabat, emang Aku anak jalanan rantau yang tak pantas dicintai, ataukah caraku mencintai Cenderawasih yang salah

Entalah, hai Cendewarasihku
Aku akan berdiam pasra menikmati tipu daya kesejukan Teluk Cenderawasih itu. Ataukah Cenderawasih akan membuka sayap.
Aku akan terus dalam diam di jalanan ini.

Terimakasih untuk cintamu Cenderawasih.

Cinta Jalanan Anak Rantauan
By. Wandikbo Bael
Warkop Puspita, Malang, 03 November 2018

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.